3 Perbedaan Burnout Syndrom dan Stres Kerja yang Pekerja Wajib Tahu

0
3447
Burnout
sumber image: https://www.microbizmag.co.uk

Duh, kayaknya lagi burnout syndrome nih. Jadinya kerja nggak fokus dan nggak efektif.” Kalimat ini mungkin sering kita ucapkan ketika sedang bekerja.

Burnout syndrome merupakan istilah yang biasanya dipakai untuk menunjukkan adanya kondisi tertekanan pada diri seseorang, baik ketika bekerja maupun sedang beraktivitas.

Ruparupa Banner

Sebenarnya, burnout syndrome dan stres kerja adalah dua hal yang berbeda sehingga cara mengatasinya tidaklah sama.

Perbedaan Burnout Syndrome dan Stres Kerja

Burnout
Source: Pixabay

Gangguan ini akan berdampak negatif untuk kesehatan, seperti berpengaruh pada kondisi mental dan menimbulkan kelelahan fisik, yang akhirnya membatasi efektivitas dalam bekerja.

Definisi Secara Umum 

Perbedaan burnout dan stres kerja
Source: Pixabay

Apa Itu Stres Kerja ?

Stres kerja adalah suatu kondisi yang terjadi karena adanya tekanan cukup besar ketika sedang bekerja, yang sebenarnya memberikan efek seperti pedang bermata dua, yaitu positif dan negatif.

Jika dilihat dari sisi positifnya, stres dapat membuat orang merasa waspada terhadap pekerjaannya. Kondisi ini bisa mendorong kita untuk mencari jalan keluar.

Sementara itu, efek negatifnya bila dibiarkan terus menerus, justru akan menimbulkan depresi, yang akan memperburuk kesehatan mental dan fisik. Lama kelamaan, hal ini akan menjadi burnout syndrome.

Apa itu Burnout Syndrome?

Burnout syndrome adalah kondisi ketika seseorang merasa dalam tekanan dan stres berat dengan kesibukannya sehari-hari.

Biasanya, hal ini terlihat jelas ketika Anda mulai merasa lelah secara fisik dan emosional. Apalagi, ketika Anda mendapatkan tumpukan pekerjaan yang terlalu banyak.

Jika terus terjadi secara berkala dan tidak diatasi dengan baik, maka dapat memengaruhi kinerja dalam jangka waktu yang panjang.

Penyebab Terjadinya Tekanan Kerja

stress kerja
Source: Pixabay

Tekanan di tempat kerja, tentunya bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti berikut ini.

1. Terjadinya konflik dengan rekan kerja

Konflik dalam pekerjaan memang sesuatu hal yang wajar. Akan tetapi jika konflik ini terus berlanjut dan tidak ada solusinya, maka dapat berpotensi meningkatkan stres dan membuat performa pekerjaan menjadi menurun.

Untuk mengatasinya, Anda bisa lebih terbuka dengan rekan kerja. Jangan ragu mengungkapkan isi hati Anda. Namun, pastikan tetap bersikap profesional dan tidak menjadikannya sebagai sentimen pribadi.

2. Pekerjaan yang bertumpuk

Jumlah pekerjaan yang terlalu banyak memang menjadi tantangan bagi para karyawan. Belum lagi, terkadang saat tugas belum selesai, sudah ada pekerjaan lain yang harus kita selesaikan.

Jika kondisi ini terus berkelanjutan, maka bukan kita pun akan lebih rentan terkena stres. Solusinya, Anda bisa membuat prioritas pekerjaan setiap hari dan belajar mengatakan tidak.

3. Bekerja di luar jam kantor

Bekerja tanpa batasan waktu juga menjadi pemicu stres terbesar saat ini. Terlebih, ketika banyak orang harus bekerja dari rumah atau work from home, yang kadang membuat kita bekerja tanpa melihat waktu.

Apalagi, ketika masih ada panggilan kerja di malam hari, yang akhirnya harus membuat kita bekerja lembur. Bila Anda bekerja tanpa ada batasan waktu, tentu ini merusak mood dan memicu stres.

Jadi, hindari bekerja di luar jam kantor. Jangan ragu untu mengambil waktu libur secara singkat untuk mengembalikan semangat kerja.

Gejala yang Muncul Saat Stres Kerja dan Burnout

Perbedaan stress kerja dan burnout
Source: Pixabay

Stress

Meskipun stres dengan kadar ringan dapat membantu seseorang tetap fokus dan memberikan tantangan baru, bukan berarti kondisi ini harus dibiarkan terus-menerus.

Sebab, terlalu banyak tekanan dapat membuat orang tersebut berada dalam situasi sulit dan berimbas pada pekerjaannya yang menurun.

Melansir dari Better Health, berikut ini adalah beberapa tanda-tanda Anda mengalami stres kerja secara fisik dan mental.

Secara fisik:

  1. Merasa kelelahan
  2. Otot yang sering tegang
  3. Mengalami insomnia atau susah tidur
  4. Merasakan sakit kepala yang berlebihan
  5. Jantung berdebar
  6. Mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare
  7. Terdapat masalah pada kulit

Secara mental:

  1. Merasa gelisah
  2. Mudah marah atau sensitive
  3. Depresi
  4. Pesimis
  5. Merasa kewalahan karena tidak mampu mengatasi persoalan
  6. Sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan

Burnout Syndrome

Burnout syndrome memiliki ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dari stres kerja, seperti:

  1. Sering mengalami kelelahan baik secara fisik maupun emosional. Dalam kondisi ini seseorang merasa kehabisan ide dan bisa mengalami gangguan sistem pencernaan.
  2. Hilangnya rasa kepedulian pada rekan kerja dan pekerjaan karena sedang terganggu dengan perasaan frustasi atau stres, yang membuat pekerja merasa muak dengan hal yang bersangkutan.
  3. Performa kerja menurun menjadi salah satu efek terjadinya burnout.
  4. Kehilangan minat bekerja.
  5. Pola pikir menjadi tidak terkontrol.
  6. Menjadi sinis pada orang-orang sekitar termasuk orang terdekat.

Jika dilihat dari gejalanya, ketika kita mengalami burnout syndrome, maka bisa berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan yang sangat luas.

Cara Mengatasi Stres Kerja dan Burnout Syndrome

cara mengatasi burnout
Source: Pixabay

Untuk mengatasi kedua kondisi di atas memang tidak mudah. apalagi stres kerja dan burnout syndrome, seringkali membawa seseorang dalam gaya hidup yang tidak sehat.

Misalnya, membuat kita jadi lebih sering mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan untuk melampiaskan stres.

Tenang, tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai kebiasaan yang baik dalam keadaan tertekan sekalipun.

1. Mengetahui batas kemampuan diri

Memang terkadang rasanya sungkan untuk menolak pekerjaan yang diberikan, apalagi jika Anda masih tergolong anak baru.

Namun, kita perlu mengenali batas kemampuan yang dimiliki dan dapat memperhitungkan berapa jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jadinya, Anda pun tidak kelelahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Berani untuk mengungkapkan kondisi

Terkadang, sesi curhat kecil yang awalnya canggung, ternyata dapat membawa efek yang besar pada kesehatan mental.

Jadi, jangan ragu untuk membicarakan kondisi Anda. Bila Anda merasa tidak bisa menyelesaikan beban pekerjaan, tidaka ada salahnya untuk menolak. Penolakan ini bukanlah suatu keluhan, tapi rencana efektif mengelola stres kerja.

3. Melakukan aktivitas yang menyenangkan

Seringkali, beban pekerjaan berdampak pada kehidupan pribadi. Jika Anda merasa sudah berada dalam tahap ini, cobalah beristirahat sejenak dan carilah hiburan yang dapat meringankan beban tersebut.

Banyak hal positif yang bisa kamu lakukan, misalnya dengan menonton film kesukaan, bermain game berkumpul bersama keluarga, maupun berolahraga secara rutin untuk meningkatkan hormon endorfin.

Cara lainnya Anda juga untuk mencari hobi yang menyenangkan, seperti berkebun dan memelihara hewan.

Sederhananya, lakukan apa yang membuat Anda bisa lebih bahagia. Ingat juga buatlah batasan kapan harus bekerja dan menikmati waktu me time agar kehidupan lebih seimbang.