Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan saat ini sudah ada 3 jenis vaksin covid yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk anak-anak berusia 6-11 tahun.
Kali ini, kami akan membahas lebih jauh tentang jenis, efektifitas, dan syarat untuk mendapatkan vaksin, seperti berikut ini.
Tiga Jenis Vaksin COVID-19 untuk Anak-anak
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac sudah bisa diberikan untuk anak-anak dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak dua kali. Sedangkan, jarak pemberian dosis pertama dan kedua adalah 4 minggu.
Sementara itu, BPOM juga menuturkan bahwa dari pengujian yang dilakukan terhadap 550 anak berusia 6-11 tahun, mendapatkan hasil yang sangat baik.
Dari pengujian tersebut menunjukkan angka imunogenisitas mencapai 96 persen, setelah 28 hari menerima vaksinasi kedua. Hasil ini sebanding dengan pengujian terhadap anak usia 12-17 tahun.
Dengan adanya data resmi dari BPOM ini, tentu para orang tua tidak perlu khawatir lagi memakai jenis vaksin Sinovac untuk anak-anaknya.
Vaksin Pfizer-BioNTech
Jenis vaksin covid berikutnya adalah Pfizer-BioNTech, yang merupakan produksi negara Amerika Serikat. Vaksin satu ini baru mendapatkan izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.
Menurut dokumen Vaccines and Related Biological Products Advisory Committee (VRBPAC), dari data Pfizer-BioNTech, vaksin ini memiliki efektifitas 90,7 persen efektif dalam mencegah penyebaran virus korona pada anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
Sedangkan hasil pengujian yang dilakukan oleh BPOM, vaksin Pfizer menunjukan efikasi yang muncul sebesar 100 persen pada usia remaja 12-15 tahun, sedangkan untuk usia 16 tahun ke atas mencapai 95,5 persen.
Di Indonesia, pemberian dosis jenis vaksin ini diturunkan dari 10 mikrogram ke 3 mikrogram. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada hari Senin (8/11/2021).
Vaksin Sinopharm
Jenis vaksin covid berikutnya yang sudah bisa diberikan untuk anak berusia 3-17 tahun adalah Sinopharm.
Vaksin ini merupakan salah satu vaksin produksi Beijing Bio-Institute of Biological Products Co Ltd, anak perusahaan dari China National Biotec Group (CNBG), yang sudah masuk dalam daftar Penggunaan Darurat/ Emergency Use Listing (EUL) WHO pada bulan Mei lalu.
Efek Samping Vaksin Covid yang Mungkin Terjadi
Parents, tidak perlu khawatir jika timbul efek samping yang timbul setelah vaksin. Hal ini wajar dan umumnya hanya bersifat ringan, seperti berikut ini.
- Efek samping vaksin Sinovac dengan gejala ringan, seperti sakit kepala, diare, kemerahan di tempat suntikan, dan nyeri otot. Namun, hal ini hanya terjadi sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
- Efek samping vaksin Sinopharm yang biasanya terjadi hanya sementara dan ringan, seperti merah pada bekas suntikan, nyeri pada bagian lengan, atau kemungkinan lainnya berupa sakit kepala.
- Efek samping vaksin Pfizer meliputi kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, lengan dan badan terasa nyeri pada bekas suntikan, dan demam.
Nah, tidak semua anak merasakan efek samping yang sama. Ada juga anak-anak yang tidak merasakan apa pun setelah menerima vaksin.
Kategori Anak-anak yang Tidak Bisa Menerima vaksin COVID-19
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan ada sebagian golongan anak-anak yang tidak direkomendasikan menerima vaksin, seperti berikut ini:
- Memiliki penyakit autoimun tidak terkontrol
- Defisiensi imun primer.
- Menderita penyakit mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis, dan Sindrom Gullian Barre.
- Menderita penyakit kanker, yang sedang dalam tahap menjalani kemoterapi/radioterapi.
- Dalam proses pengobatan sitostatika berat/imunosupresan.
- Dalam kondisi tubuh tidak sehat, seperti mengalami demam hingga 37,5 derajat Celcius atau lebih.
- Penyintas Covid-19 yang baru sembuh kurang dari 3 bulan.
- Menerima jenis vaksin lain kurang dari 1 bulan.
- Anak atau remaja sedang hamil.
- Penderita diabetes melitus dan hipertensi.
- Memiliki penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tidak terkendali
Jadwal Rencana Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak Usia 6-11 Tahun.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menargetkan program vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun agar dapat terlaksana pada awal tahun 2022.
Tentunya, jika ketiga vaksin tersebut memiliki uji klinis untuk memastikan vaksin yang diberikan aman dan tidak berbahaya.
Namun, bila anak-anak Anda telah memenuhi syarat untuk menerima vaksin, Anda sudah bisa mendaftarkan mereka.
Apalagi, dari data Satuan Tugas Pananganan (SATGAS) COVID-19 per 1 November 2021, menunjukkan jika proporsi kasus anak terinfeksi virus corona di Indonesia adalah sebesar 13% dari total kasus.
Tidak hanya itu, manfaat vaksin Covid-19 lebih banyak Anda dapatkan dibandingkan dengan efeknya, serta efektif melindungi anak dari penyebaran virus yang mematikan ini. Yuk, segera daftarkan anak-anak Anda untuk mendapatkan vaksin.