Rumah adat Toraja merupakan rumah adat provinsi Sulawesi Selatan yang sangat kaya akan etnik yang unik.
Suku Toraja sendiri secara umum memiliki 2 tipe rumah atau bisa disebut Balla atau Bola dalam bahasa Makassar. Pertama, ada rumah tinggal biasa atau disebut Banua Barung. Kemudian, ada juga rumah adat, yang memiliki nama Tongkonan.
Rumah adat ini sendiri memiliki arti menduduki atau duduk. Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, rumah adat Tongkonan bukan saja sebagai tempat tinggal melainkan juga untuk menunjukkan status sosial.
Tongkonan sendiri memiliki beragam keunikan baik dalam segi struktur, fungsi, dan hal menarik lainnya. Seperti apa? Simak berikut ini.
Struktur Bangunan
Bangunan rumah adat Toraja memiliki bentuk struktur rumah panggung, yang menggunakan kayu uru pada bagian kerangka dan dinding.
Berbeda dari rumah panggung kebanyakan, rumah Tongkonan tidak menggunakan kayu penyangga yang tertancap ke tanah, tetapi kayu berdiri di atas batu yang dipahat.
Meski begitu, terbukti bangunan rumah ini sangat kuat dan tahan dari tiupan angin kencang.
Atap rumah
Atap rumah adat Toraja menggunakan bilah bambu yang tertutup ijuk, alang-alang, atau rumbia berbentuk perahu.
Bentuk ini merupakan pengingat bahwa nenek moyang masyarakat Tana Toraja pernah menyebrangi lautan untuk mencapai Sulawesi.
Hiasan dinding
Untuk menandakan status sosial, di setiap rumah adat akan dipasangkan tulang kepala kerbau, beserta tanduknya.
Semakin banyak tanduk yang terpasang, maka akan semakin tinggi status sosial penghuni rumah tersebut.
Warna
Tidak hanya untuk mempercantik tampilan rumah, 4 warna utama pada rumah adat Toraja memiliki makna tersembunyi, loh. Penerapan warna merah sebagai simbol darah memiliki arti kehidupan manusia.
Warna kuning memiliki makna anugrah dan kekuasaan Tuhan. Sedangkan warna putih melambangkan tulang berarti suci dan bersih. Nah, kalau warna hitam, melambangkan kegelapan dan kematian.
Fungsi Setiap Bagian Rumah
Setelah mempelajari struktur bangunan rumah adat Toraja, kali ini kita kan beralih pada fungsi pada setiap bagian dari rumah Tongkonan. Apa saja sih?
1. Rattian Banua (Atap)
Rattian banua merupakan ruangan yang terletak di bagian atas rumah atau loteng. Bagian rumah ini memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan terutama barang berharga. Bukan hanya itu, pusaka yang memiliki nilai sejarah yang sakral juga tersimpan di dalamnya.
2. Kale Banua (Bagan)
Kale Banua merupakan bagian tengah, tempat penghuni Tongkonan beraktivitas. Sedangkan bagian utara merupakan tempat untuk menjamu tamu atau tempat meletakkan persembahan atau sesaji. Jika memiliki anak, bagian ini akan menjadi kamar sang anak.
Lalu, ada Sali, yang merupakan ruangan utama atau pusat dari rumah Tongkonan. Ini merupakan tempat utama sebagian besar aktivitas penghuni, seperti ruang keluarga, ruang makan, dapur, hingga tempat meletakkan mayat yang terpelihara.
Sedangkan bagian selatan adalah bagian yang disakralkan untuk orang tertua atau kepala keluarga, dan tidak sembarang orang bisa masuk ke dalamnya.
3. Sulluk Banua (Kolong)
Bagian bawah atau bagian kolong rumah disebut Sulluk Banua. Ini biasa menjadi tempat menampung hewan peliharaan. Namun, tidak sedikit juga yang menggunakannya sebagai gudang.
Fakta Menarik Rumah Tongkonan
1. Berbahan kayu lokal yang tahan ratusan tahun
Rumah adat Toraja menggunakan bahan kayu uru sebagai kerangka utama hingga penyanggah rumah.
Kayu uru merupakan kayu lokal khas Sulawesi yang memiliki sifat yang sangat kuat bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun.
2. Selalu menghadap utara
Bangunan rumah Tongkonan selalu menghadap utara. Hal ini melambangkan pandangan kosmologi masyarakat Toraja yang percaya bahwa arah utara atau ulunna lino atau arah kepala dunia.
Arah ini juga sebagai penghormatan bagi pencipta, serta bagian dari kepercayaan bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara.
3. Kepemilikan sesuai keturunan
Rumah adat Toraja merrupakan rumah yang diturunkan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan berdasarkan marga suku. Jadi, sangat mudah untuk mengetahui tali persaudaraan antara suku adat Toraja.
4. Tanduk kerbau sebagai status sosial
Tanduk kerbau digunakan untuk menandakan status sosial suku Toraja. Semakin banyak tanduk kerbau yang tersusun secara vertikal, maka semakin tinggi status yang mereka miliki.
Hal ini karena tanduk kerbau mereka dapatkan dari pemotongan kerbau untuk mengadakan upacara penguburan anggota keluarga yang meninggal.
Konon, harga kerbau sangat tinggi hingga mencapai ratusan juta, makanya hal ini bisa melambangkan status perekonomian yang memadai.
5. Memiliki 67 motif ukiran
Motif ukiran pada rumah adat Toraja memiliki berbagai bentuk, mulai dari motif tumbuhan, hewan, geometri, benda langit, hingga cerita rakyat.
Hal ini untuk menggambarkan makna dan filosofi hidup masyarakat Toraja yang taqwa kepada sang pencipta serta nasihat untuk hidup rukun denngan tetangga dan keluarga.
Selain unik dan menarik, rumah adat Toraja ini juga menjadi lambang bahwa Indonesia adalah negeri yang penuh dengan kekayaan etnik yang cantik.
Rumah adat Toraja ini juga bisa menjadi inspirasi dalam membangun rumah panggung yang menarik, mulai dari bentuk unik hingga bahan material yang kuat.
Kamu bisa melengkapi kebutuhan rumah dengan berbagai produk home living terbaik hanya di Ruparupa.com. Situs belanja online ini menyediakan perabot terbaik milik Kawan Lama Group, seperti Informa, Selma, dan masih banyak lagi.