Petualangan Berburu Sedotan Reusable Paling Sempurna

0
9411
Sedotan Reusable

Sudah memutuskan untuk memakai sedotan reusable dalam rangka mengurangi penggunaan plastik? Luar biasa! Sungguh menyenangkan melihat Anda turut berkontribusi membangun kesadaran cinta lingkungan.

Meninggalkan kebiasaan penggunaan sedotan plastik adalah sebuah langkah sederhana dengan dampak yang sangat positif. Memang selalu terdapat pilihan untuk meminta “No Straw” pada minuman kita. Namun yang menjadi masalah di sini adalah, tidak semua orang dapat berhenti menggunakan sedotan begitu saja.

Ruparupa Banner

Beberapa orang mengalami kesulitan untuk minum langsung dari bibir gelas. Alasannya bermacam-macam, mulai dari masalah kesehatan hingga alasan estetika. Misalnya penderita gigi sensitif tidak tahan rasa ngilu saat gigi bertemu langsung dengan panas atau dinginnya minuman tanpa perantara sedotan. Begitu pula dengan alasan menghindari gigi kuning atau kecoklatan. Itulah mengapa sedotan masih sangat dibutuhkan.

Sedotan Reusable Apa yang Cocok Untukmu?

Apapun alasannya, ternyata kita tidak bisa semata-mata menghilangkan sedotan tanpa memberi alternatif. Mengganti sedotan plastik sekali pakai dengan reusable straw yang ramah lingkungan adalah solusi terbaik. Tetap memakai sedotan tanpa mencemari lingkungan, sebuah win-win solution bukan?

Sebagai alternatif, saat ini telah terdapat setidaknya beberapa jenis sedotan reusable yang beredar luas di pasaran. Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, sedotan ramah lingkungan seperti apa yang paling nyaman dan aman untuk Anda gunakan? Yuk, kita mulai berburu dengan mengulasnya satu-persatu.

1. Sedotan Stainless Steel

Sedotan reusable berbahan stainless steel merupakan ‘sedotan pelopor’ pengganti sedotan plastik. Orang menyukainya karena durabilitas bahan stainless yang sangat kuat, anti patah, anti pecah. Sayangnya, masih terdapat beberapa kekurangan sedotan stainless.

Pertama, soal rasa. Minuman yang melewati sedotan ini sedikit banyak terasa seperti logam. Hal ini tentu memengaruhi kualitas rasa minuman dan dapat menjadi sangat mengganggu bagi sebagian orang.

Kedua, masalah kehigienisan stainless straw juga menjadi pertanyaan besar. Anda tidak akan pernah yakin apakah sedotan sudah bersih dari sisa-sisa minuman karena tidak bisa melihat langsung bagian dalam sedotan.

Terakhir, bahan stainless adalah penghantar suhu yang sangat baik. Minuman dingin akan membuat sedotan stainless semakin terasa membeku, sementara minuman panas bahkan membuat sedotan terlalu panas untuk mengenai mulut kita. Dari segi kenyamanan, masalah ini menjadi nilai minus bahan stainless.

2. Sedotan Bambu

Sedotan bambu merupakan sedotan ramah lingkungan yang paling mudah terdekomposisi dan diperbarui. Karena berbahan 100% natural, menggunakan sedotan ini dapat menambah ‘sensasi tropis’ pada minuman Anda. Hmmm… Serasa minum es kelapa muda di pinggir pantai Bali!

Meskipun demikian, sayangnya sedotan ini belum benar-benar bisa memberi kenyamanan maksimal saat digunakan. Sedotan bambu cenderung menjadi lembab dan melembek ketika terlalu lama diletakkan dalam minuman.

Selain itu, seperti bahan organik lainnya, bahan bambu lebih mudah mengumpulkan bakteri dan jamur dibanding sedotan stainless atau kaca. Apalagi buluh bambu muncul dalam ukuran yang bervariasi, mempersulit Anda untuk menjangkau dan menyikat seluruh bagian dalam sedotan. Tingkat kehigienisan sedotan bambu pun menjadi rendah akibat kedua hal ini.

Karena kedua sedotan di atas belum sempurna, perburuan reusable straw kita masih berlanjut!

3. Sedotan Kaca Borosilikat

Berbeda dengan kedua sedotan reusable lainnya, sedotan kaca adalah satu-satunya sedotan biodegradable (mudah terurai dan terdekomposisi) yang berdesain transparan. Anda tidak perlu lagi khawatir akan sisa minuman yang tertinggal dalam sedotan, semuanya dapat Anda lihat dengan jelas untuk langsung Anda bersihkan.

Sudah yakin mau beli sedotan kaca? Eitsss… Tapi tunggu dulu. Jangan sembarangan memilih sedotan kaca! Karena bahan kaca pun memiliki kualitas yang berbeda-beda. Pastikan Anda secara spesifik memilih sedotan berbahan kaca borosilikat! Mengapa begitu?

Kaca borosilikat atau borosilicate glass adalah jenis kaca premium yang memiliki durabilitas jauh lebih tinggi dibanding jenis kaca lainnya. Karena materialnya yang sangat kuat, kaca borosilikat terpilih sebagai material pembuat peralatan laboratorium.

Hal paling ajaib dari bahan kaca borosilikat yaitu ketahanannya terhadap perubahan suhu ekstrem. Ini berarti Anda dapat meletakkan sedotan dalam teh atau kopi yang mendidih tanpa khawatir akan membuat sedotan retak ataupun pecah. Adapun sifat kaca borosilikat yang tidak sensitif terhadap suhu membuat Anda tidak usah takut sedotan menjadi terlalu panas atau dingin seperti stainless straw.

Perlu diingat bahwa bahan kaca borosilikat sama sekali tidak memengaruhi rasa maupun bau minuman. Itulah yang juga menjadi alasan gelas kaca borosilikat digunakan pada restoran-restoran bintang lima untuk peralatan fine dining mereka.

Dan yang terpenting adalah, bahan borosilikat telah terbukti bebas BPA, hypoallergenic dan tidak beracun. Artinya adalah sedotan ini aman digunakan oleh semua orang, termasuk Anda yang memiliki alergi atau sensitif terhadap bahan tertentu. Dari anak kecil hingga para lansia, pasti cocok memakai sedotan kaca borosilikat.

Karena kualitasnya yang sudah tidak diragukan lagi, sedotan kaca borosilikat dipatok dengan harga yang cenderung lebih mahal dari sedotan reusable lainnya. Tetapi mempertimbangkan semua keuntungan yang tidak dimiliki sedotan reusable manapun, sedotan borosilikat tetap menjadi pilihan paling tepat. Toh, sekali beli awet untuk Anda pakai hingga bertahun-tahun.

Upgrade Sedotanmu Menjadi Sedotan Reusable Kaca Borosilikat

Pada intinya, sedotan kaca borosilikat sangat baik untukmu, untuk lingkungan, dan untuk rasa minumanmu! Go green tanpa menyiksa, sedotan kaca borosilikat jawabannya.

Nah, karena kita telah menemukan sedotan kaca borosilikat sebagai sedotan reusable yang sempurna, perburuan kita berhenti di sini. Kami sudah mengupgrade sedotan kami ke sedotan borosilikat, kamu?